Kalau denger nama Victoria’s Secret, pasti yang langsung kepikiran adalah model super tinggi, sayap malaikat, dan fashion show super glamor yang tayang tiap tahun. Tapi, sebenernya Victoria’s Secret itu bukan cuma soal lingerie yang seksi dan mewah. Di balik brand ini ada sejarah panjang, perubahan strategi besar-besaran, dan juga cerita unik soal budaya pop dan kecantikan modern.
Yuk, kita kenalan lebih dekat sama Victoria’s Secret—brand yang udah jadi simbol dari confidence dan femininity, tapi juga sempat kena kritik dan berubah habis-habisan!
Awal Mula Victoria’s Secret
Brand ini pertama kali didirikan tahun 1977 oleh pasangan suami istri asal Amerika Serikat, Roy dan Gaye Raymond. Ceritanya si Roy merasa canggung banget waktu mau beli lingerie buat istrinya di department store. Karena kebanyakan toko saat itu nggak ramah buat cowok yang mau beli lingerie, dia pun kepikiran buat bikin toko lingerie dengan suasana yang lebih nyaman, elegan, dan nggak malu-maluin buat cowok.
Dari situlah lahir Victoria’s Secret, dengan konsep butik lingerie mewah bergaya Inggris klasik. Nama “Victoria” sendiri diambil dari era Victoria di Inggris, yang dikenal penuh kemewahan dan elegan.
Naik Daun Lewat Sexy Marketing
Tapi yang benar-benar bikin Victoria’s Secret meledak adalah waktu brand ini diambil alih oleh Leslie Wexner (pemilik L Brands) di tahun 1982. Di tangan Wexner, Victoria’s Secret berubah drastis: dari butik lingerie yang classy jadi brand sensual yang glamor abis, lengkap dengan model-model super hot dan iklan TV yang penuh daya tarik.
Puncaknya? Victoria’s Secret Fashion Show. Acara tahunan ini pertama kali digelar tahun 1995 dan langsung jadi ikon budaya pop. Para model disebut “Victoria’s Secret Angels” dan jadi supermodel kelas dunia: dari Tyra Banks, Heidi Klum, Adriana Lima, Gisele Bündchen, sampai Miranda Kerr dan Alessandra Ambrosio.
Fashion show-nya nggak cuma soal lingerie, tapi juga koreografi, musik live dari artis top (Taylor Swift, Rihanna, Bruno Mars, dll), dan panggung megah. Bener-bener hiburan kelas satu!
Produk Victoria’s Secret: Nggak Cuma Lingerie
Meskipun paling dikenal karena lingerie-nya, sebenernya Victoria’s Secret juga punya banyak produk lain yang laris manis, antara lain:
-
Body mist dan parfum
Ini dia produk VS yang paling sering dijumpai di Indonesia. Wangi-wanginya khas banget dan sering jadi favorit cewek-cewek SMA sampai ibu-ibu muda. -
Pakaian tidur & homewear
Dari piyama sutra sampai robe yang nyaman, semuanya tetap dengan sentuhan feminin dan mewah. -
Bra & panty dengan banyak varian
Ada T-shirt bra, push-up bra, lace panty, seamless, dan masih banyak lagi. Desainnya elegan tapi tetap nyaman buat daily wear. -
Activewear dan PINK
Seri VSX dan PINK menyasar generasi muda yang aktif, sporty, dan playful. PINK bahkan punya fandom-nya sendiri di kalangan remaja cewek.
Kritik dan Kontroversi
Meski sempat jadi brand lingerie nomor 1 di dunia, Victoria’s Secret juga nggak lepas dari kritik. Banyak orang menilai bahwa brand ini terlalu menjual image perempuan “sempurna” yang langsing, tinggi, dan putih. Akibatnya, muncul tekanan kecantikan yang nggak realistis, terutama buat remaja.
Puncaknya terjadi sekitar 2018–2019, saat banyak konsumen mulai beralih ke brand-brand yang lebih inklusif, seperti Aerie dan Savage X Fenty (punya Rihanna). Ditambah lagi, VS dinilai telat masuk ke era body positivity dan keberagaman.
Fashion show tahunan mereka pun akhirnya dihentikan setelah lebih dari 20 tahun tayang!
Transformasi: Dari Angels ke Real People
Tapi, Victoria’s Secret nggak tinggal diam. Di tahun 2021, mereka ngelakuin rebranding besar-besaran. Mereka nggak lagi pakai istilah "Angels", dan mulai melibatkan perempuan dari berbagai latar belakang—dari atlet, aktivis, sampai pengusaha—untuk jadi wajah baru brand ini.
Beberapa nama yang gabung ke VS Collective antara lain:
-
Priyanka Chopra – aktris dan aktivis
-
Megan Rapinoe – pemain sepak bola dan pejuang hak LGBTQ+
-
Paloma Elsesser – model plus-size yang sukses
-
Eileen Gu – atlet ski keturunan Tiongkok-Amerika
Mereka juga mulai memperluas ukuran bra dan lingerie, serta lebih terbuka soal inklusivitas, diversity, dan kenyamanan sebagai prioritas utama.
Victoria’s Secret di Indonesia
Produk Victoria’s Secret bisa kamu temukan di beberapa bandara, department store premium, dan e-commerce. Tapi yang paling sering diburu tentu aja body mist dan parfum mereka—soalnya wanginya khas dan harganya masih relatif terjangkau buat kelas middle-up.
Kalau kamu lagi jalan-jalan ke luar negeri, VS Store biasanya wajib mampir. Nuansa tokonya tuh benar-benar mewah dan girly banget—bikin belanja jadi pengalaman seru, bukan sekadar beli-beli aja.
Apakah Victoria’s Secret Masih Relevan?
Jawabannya: ya, tapi dengan versi yang lebih dewasa dan sadar diri.
Kalau dulu Victoria’s Secret dikenal karena glamor dan keseksiannya yang out of this world, sekarang mereka mulai balik ke esensi: bikin perempuan merasa nyaman dan percaya diri dalam tubuh mereka sendiri.
Brand ini masih terus berinovasi—baik dari sisi produk maupun cara mereka berkomunikasi dengan publik. Mereka sadar bahwa zaman udah berubah, dan perempuan sekarang butuh representasi yang lebih jujur dan apa adanya.
Victoria’s Secret bukan cuma soal lingerie seksi atau model bersayap. Brand ini udah berkembang jauh: dari toko kecil, jadi raksasa fashion, kena kritik, dan akhirnya bangkit lewat transformasi.
Kalau kamu suka produk yang feminin, wangi, dan bikin kamu ngerasa cantik, Victoria’s Secret masih jadi pilihan oke. Tapi sekarang, kamu juga bisa merasa nyaman tanpa harus memenuhi standar kecantikan yang kaku.
Karena pada akhirnya, sexy is not a look—it’s a feeling.