Kalau ngomongin dunia fashion yang “nyeni tapi nyeleneh”, nama Alexander McQueen pasti muncul di jajaran paling atas. Gimana enggak, desainer asal Inggris ini udah bikin banyak orang geleng-geleng kepala sekaligus jatuh cinta sama karya-karyanya yang dramatis, penuh makna, bahkan kadang agak “gelap”. Tapi justru di situlah letak pesonanya.
Brand Alexander McQueen bukan cuma soal baju bagus dan runway mewah, tapi juga cerita, emosi, dan attitude yang kuat banget. Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas siapa itu Alexander McQueen, gimana brand ini berkembang, sampai kenapa McQueen tetap jadi simbol fashion rebellious dan visioner — bahkan setelah sang pendirinya wafat.
Siapa sih Alexander McQueen Itu?
Oke, kita mulai dari orangnya dulu. Nama aslinya Lee Alexander McQueen, lahir di London tahun 1969. Dia tumbuh besar di keluarga sederhana dan udah suka desain baju sejak kecil. Bahkan katanya dia udah jahit-jahit sejak umur 16 tahun!
McQueen sempat kerja di Savile Row, tempat tukang jahit jas kelas atas di London. Di situlah dia belajar teknik tailoring yang rapi banget, yang nanti jadi salah satu ciri khas karyanya. Tapi McQueen bukan desainer yang suka main aman. Dia suka nabrak aturan, eksplor tema gelap, dan bikin pertunjukan fashion yang lebih mirip pentas seni teatrikal.
Debut dan Perjalanan Brand Alexander McQueen
McQueen pertama kali dapet perhatian publik saat lulus dari Central Saint Martins College of Art and Design. Koleksi kelulusannya langsung diborong sama Isabella Blow, fashion icon Inggris yang langsung jadi mentor sekaligus pendukung setianya.
Tahun 1992, dia resmi bikin brand Alexander McQueen, dan sejak saat itu, dunia fashion gak pernah sama lagi.
Kenapa Koleksi McQueen Selalu Ikonik?
Karya-karya Alexander McQueen dikenal karena:
-
Tema gelap dan kontroversial (misalnya koleksi tentang kematian, perang, dan mental illness).
-
Siluet ekstrem dan potongan yang dramatis.
-
Show runway yang lebih kayak pertunjukan teater.
-
Perpaduan teknik tailoring super rapi ala Savile Row dengan gaya avant-garde.
Karyanya gak cuma soal estetika, tapi juga narasi. Setiap koleksi selalu punya cerita. Bahkan, banyak koleksi McQueen yang ngangkat isu sosial dan politik. Contohnya, koleksi “Highland Rape” (1995) yang sempat menuai kontroversi karena menyorot sejarah kelam kolonisasi Skotlandia.
Kolaborasi Besar: Era Gucci Group (Sekarang Kering)
Tahun 2000, Alexander McQueen kerja sama dengan Gucci Group (sekarang jadi Kering, konglomerat fashion besar dunia). Mereka bantu McQueen memperluas jangkauan bisnisnya, mulai dari membuka flagship store, masuk ke pasar Amerika dan Asia, sampai ngerilis parfum.
Tapi, meskipun bisnis makin gede, McQueen tetap gak kompromi soal kreativitas. Dia tetap jadi rebel di runway, tetap bikin koleksi yang edgy dan "disturbing", dan tetap setia sama idealismenya.
Sayangnya, tahun 2010, dunia fashion kehilangan McQueen yang meninggal dunia di usia 40 tahun. Kematian mendadak itu bikin banyak orang shock — karena dia baru aja kehilangan ibunya dan sedang mengalami depresi berat.
McQueen Setelah McQueen: Era Sarah Burton
Setelah kepergian McQueen, brand ini dilanjutkan oleh tangan kanan sekaligus kolaborator terdekatnya, Sarah Burton. Banyak orang awalnya skeptis — bisa gak sih brand se-ekstrem McQueen lanjut tanpa dia?
Jawabannya: bisa. Sarah Burton berhasil ngejaga DNA Alexander McQueen tapi dengan pendekatan yang sedikit lebih halus dan feminin. Dia tetap eksplor sisi gelap, tapi lebih elegan dan wearable.
Salah satu momen paling ikonik di bawah Burton adalah ketika dia desain gaun pernikahan Kate Middleton tahun 2011. Gaun itu elegan banget, klasik, tapi tetap punya sentuhan McQueen yang khas.
Alexander McQueen Hari Ini: Tetap Edgy, Tetap Elegan
Sampai sekarang, brand Alexander McQueen masih eksis dan terus ngegas di industri fashion global. Beberapa item ikonik dari brand ini yang jadi favorit banyak orang:
1. Skull Scarf
Syall dengan motif tengkorak ini jadi simbol McQueen banget. Simpel, edgy, dan unisex.
2. Oversized Sneakers
Sneakers putih dengan sol tebal ini lagi ngetren banget. Stylish, nyaman, dan cocok buat mix and match gaya streetwear.
3. Sepatu Armadillo Heels
Mungkin lo gak bakal pake ke kantor, tapi sepatu ekstrem ini jadi simbol kejeniusan (dan kegilaan) McQueen. Pernah dipake Lady Gaga di video klip "Bad Romance".
4. Jas Tailored Klasik
Gak semua produk McQueen itu aneh kok. Jas dan blazer dari brand ini punya potongan yang super presisi dan bikin badan keliatan proporsional banget.
Gaya Alexander McQueen: Bukan Cuma Fashion, Tapi Seni
Salah satu alasan kenapa McQueen beda dari desainer lain adalah karena dia memandang fashion sebagai seni performa. Runway-nya gak cuma model jalan di catwalk, tapi ada instalasi, drama, bahkan gimmick teatrikal yang bikin semua orang melongo.
Beberapa momen runway legendaris:
-
Model berdiri di rotating platform sambil disemprot cat oleh robot (Spring 1999).
-
Model jalan di runway yang berisi pasir dan tengkorak (Voss, Spring 2001).
-
Model pake topeng gas dan baju ala post-apocalyptic (Autumn 2009).
Filosofi Alexander McQueen: Brutal Tapi Jujur
McQueen pernah bilang:
“Fashion should be a form of escapism, and not a form of imprisonment.”
Buat dia, fashion adalah cara melarikan diri dari dunia yang keras, tapi bukan buat menipu diri sendiri. Justru fashion bisa jadi tempat buat lo ekspresiin kegelapan, keindahan, dan perasaan yang gak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Dan itulah kenapa sampai hari ini, Alexander McQueen tetap dianggap sebagai salah satu jenius paling jujur dan paling kompleks di dunia fashion.
Alexander McQueen dan Indonesia?
Meski bukan brand yang punya toko di tiap mall, Alexander McQueen tetap punya penggemar setia di Indonesia. Produk-produknya bisa lo temuin di butik high-end atau e-commerce fashion global seperti Farfetch, Net-a-Porter, atau SSENSE.
Banyak fashion enthusiast dan selebriti lokal juga mulai sering pake koleksi McQueen, terutama sepatu dan tas yang ikonik. Di era sekarang, fashion enthusiast gak cuma liat brand dari nama besar, tapi juga cerita dan nilai yang dibawa — dan McQueen punya itu semua.
Warisan Sang Pemberontak Fashion
Alexander McQueen bukan cuma soal tengkorak dan baju aneh. Ini adalah nama yang merepresentasikan kebebasan berekspresi, keberanian melawan arus, dan seni dalam bentuk fashion.
Buat lo yang bosen sama fashion yang itu-itu aja, McQueen bisa jadi tempat eksplorasi baru. Bahkan kalau lo gak beli produknya, cukup liat runway-nya aja udah bikin otak meledak — karena setiap karya McQueen ngajak kita mikir, merasakan, dan merenung.
Fashion bukan cuma soal "pakaian", tapi tentang siapa lo, apa yang lo percaya, dan gimana lo ingin dilihat dunia. Dan gak ada yang bisa ngajarin itu lebih baik daripada Alexander McQueen.